Gadis di bawah senja

Suatu saat semua orang akan merasa kehilangan,akan melepaskan. Sesuatu yg digenggamnya tak akan lama. Lambat laun akan terlepas. Kau tidak punya lem perekat yang kuat ditanganmu jadi bisa saja suatu hari nanti tak ada apapun didalam genggamanmu. Dan saat itulah kamu harus merasa ikhlas. Disaat itu kamu belajar untuk merelakan. Memang sulit,tapi itu pilihan terakhirmu. Suatu hari di bawah senja,kulihat seorang wanita berdiri menghadap lautan yang kini ombaknya mulai meninggi. Entah apa yang dipikirkannya. Namun wanita itu terus menikmati hembusan angin sore. Warna orannye terlukis indah dilangit. Matahari akan segera pulang ke peraduannya. Suara deburan ombak yang menghantam batu karang semakin terdengar. Pasir putih terus terkikis terbawa air laut. Wanita itu terus menatap kosong ke depan,tapi kini ia tersenyum,entah untuk apa,lalu ia merapikan rambut nya yang terurai,menyelipkan beberapa helai rambutnya ke belakang telinga. Lalu ia menunduk,tersenyum lagi. Tapi untuk apa? Tidak ada sesuatu yang menarik disana. tapi kemudian senyuman itu di iringi oleh isak tangis kecil. Baru ku paham,wanita itu tidak sepenuhnya bahagia. Senyum itu senyum kepasrahan.tidakkah ada seseorang yang dapat melihat mata nya lalu berkata "ceritakan semuanya".  Terlalu banyak cerita dalam tatapan matanya. Hati nya terlalu sakit untuk menceritakan semuanya sampai bibirnya pun tak mampu untuk mengucap sepatah katapun. Tubuh nya mulai melemas seolah kaki nya tak mampu lagi menopang tubuhnya beruntung wanita itu tidak tersungkur ke pasir. Pikirannya mulai kacau,dunia seakan goyang sampai kini tubuhnya jatuh berlutut menghadap matahari yang kini hampir tak terlihat penampakannya. Air mata itu terus membanjiri pipi nya. Tangis itu telah mewaliki seluruh isi hatinya membuyarkan isi hatinya. Tapi tak apa setidak nya wanita itu sudah meceritakan semua isi hatinya lewat tangisan itu,yang perlu ia lakukan sekarang hanya bangkit dan menghapus air mata itu dan menghapus kenangan yang pernah ada,melepaskan genggaman itu jangan menahannya lagi kalau tidak tanganmu akan terluka. Segeralah berjalan mundur sebelum ombak ganas itu menggulungmu hilang entah kemana. Percayalah takdir tidak akan menghianatimu.